karya Ilmiah Penambang Emas
tradisional Solok Selatan
Kata
Pengantar
Pujibesertasyukurpenulisucapkankepada Allah
SWT.karenadenganrahmat,hidayahsertakarunia-Nya.
penulisdapatmenyusunsuatukaryailmiahdenganjudul “Kehidupan Penambang Emas Tradisonal Solok Selatan”.
Dimanadidalamnyadimuaturaiansertapenjelasantentang seluk beluk kehidupan sekelompok masyarakat Solok Selatan yang
bekerja sebagai penambang emas tradisional.Selainitu,
penulisjugamengucapkanterimakasihkepadateman-temansertapihak lain yang telahbanyakmembantudanmemberikanmotivasisertainformasiselama
proses penyusunankaryaini.
Takadagadingyagtakretak,
penulismenyadaribahwakhilafdansalahtakbisalepasdaridirimeskitelahberusahasemaksimalmungkin.
Menyangkutdengankaryaini, tentumasihmemilikikekurangan di
berbagaisisi.Untukitu, penulissangatmengharapkankritikdan saran
daripembacamengenaikaryailmiahini demi
kelengkapandankesempurnaannya.Demikianlah,
penulisberharapkaryainidapatbermanfaatbagibanyak kalangan.Terima kasih dan selamatmembaca.
BAB I
Pendahuluan
A . Latar Belakang
Semenjak tahun 2000-an, di Solok Selatan
mulai marak ditemukan beberapa titik
yang di dalam tanahnya terkandung emas. Lokasi-lokasi tersebut umumnya
terletak di pedalaman atau hutan-hutan di tepi area pemukiman penduduk Solok
Selatan. Beberapa lokasi tersebut diantaranya adalah daerah Tambang,
Batanghari, Batang Sapek, Pamong Gadang, Pamong Ketek dan lain-lain. Lokasi-
lokasi tersebut umumnya berada di Kecamatan Sangir.
Ditemukannya sumber emas di perut bumi
Solok Selatan secara otomatis telah mempengaruhi kehidupan penduduk setempat
khususnya di bidang mata pencaharian. Telah diketahui bahwa emas adalah logam
mulia yang memiliki harga cukup tinggi. Penduduk Solok Selatan yang awalnya
tidak pernah mengenal apalagi bekerja di bidang pertambangan secara otomatis
terjun ke bidang tersebut.
Pada dasarnya proses penambangan yang dilakukan penduduk masih jauh dari
proses penambangan yang semestinya. Mereka hanya bekerja dengan alat atau mesin
seadanya. Berbeda dengan para investor yang menggunakan mesin canggih dalam
proses penambangnnya.
Investor asing memang mempunyai modal yang
besar di bidang sarana dan prasarana. Selain itu investor juga memiliki izin
yang lengkap dari negara untuk mengolah daerah pertambangan Solok Selatan.
Dalam arti lain, penduduk yang melakukan penambangan tradisional dengan alat
seadanya tidak memiliki izin dari pemerintah. Jadi, mereka dapat dikatakan
sebagai penambang ilegal.
Meski tak mengantongi izin, namun
penambang-penambang tradisional sejauh ini terus bertambah. Karena memang tak
jarang diantara mereka yang beruntung dan mengecap keberhasilan dengan
pengalaman dan peralatan seadanya. Namun, tak sedikit pula yang tampak jauh
dari kemujuran. Bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa akibat kesalahan kerja.
Hal itu seolah menjadi irama kehidupan bagi penduduk Solok Selatan yang
berkecimpung di dunia penambangan emas tradisional.
Terdapat banyak hal menarik dalam
kehidupan penambang emas tradisional Solok Selatan, terutama di bidang upaya
mereka mengais emas dari tanah, pasir bahkan air yang menjadi tempat
persemayaman emas yang mereka cari. Kehidupan rumah tangga atau keluarga merekapun
tampaknya tak kalah menarik untuk ditelusuri.
Tak hanya itu, jika dilihat-lihat, tampak
banyak hal menarik lain yang mungkin didapatkan apabila dilakukan pengamatan
yang lebih serius terhadap kehidupan penambang emas tradisional Solok Selatan.
Berawal dari argumen serta motivasi inilah penulis merasa tertarik untuk
mendalami dan mengamati bagaimana suka duka kehidupan penambang tradisisonal.
Penulis benar-benar ingin mengetahui seperti apa kenyataan hidup mereka dan
adakah sisi lain yang mungkin jauh lebih menarik dari perjuangan mereka
mengumpulkan emas di tepian hutan yang kini menjadi mata pencaharian andalan
beberapa kelompok penduduk.
B . Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara para penambang tradisional mendapatkan emas ?
2.
Seperti apa suka duka serta kehidupan
keluarga penambang emas tradisional Solok Selatan ?
3.
Apa latar belakang penambang emas tradisional untuk menambang ?
4.
Bagaiman solusi yang harus dibijaki
pemerintah atau pihak-pihak terkait menyangkut penambang emas tradisional?
C . Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah seputar kehidupan
keluarga penambang emas tradisional . Kemudian hal-hal yang berkenaan dengan
usaha mereka mengambil emas. Untuk kelompok penambang yang diteliti difokuskan
pada penambang tradisional yang berada di wilayah Kabupaten Solok Selatan.
D . Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana penambang emas
tradisional mendapatkan emas
2.
Untuk mengenal lebih dalam kehidupan penambang emas tradisional.
3.
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan
tentang penambangan emas.
4.
Mengetahui hal yang melatarbelakangi
penduduk menjadi penambang
5.
Menemukan solusi menyangkut penambang emas
tradisional yang tidak akan merugikan pihak manapun.
E . Manfaat Penulisan
1.
Sebagai informasi bagi pembaca untuk
mengetahui bagaiman kehidupan penambang emas tradisional.
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah
ataupun puhak-puhak lain untuk mengambil kebijakan menyangkut para penambang
emas tradisional.
BAB II
Kerangka
Teoritis
A. Kajian Teori
Penambangan adalah salah satu jenis
kegiatan ekstraksi mineral dan bahan
tambang lainnya dari dalam bumi ( yahoo.com ). Sedangkan menurut Jefri Hansen
Siahaan penambangan (eksploitasion) merupakan kegiatan yang dilakukan baik
secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian,
pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Sedangkan
penambang maksudnya adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ekstraksi
mineral dan bahan tambang dari dlam bumi. Jadi, Penambang emas adalah orang-orang yang melakukan proses dan teknik ekstraksi mineral dalam
pengambilan emas
dari tanah. Sementara itu, penambang emas tradisional dapat diartikan sebagai
orang-orang yang melakukan proses pengambilan emas secara tradisional atau
dengan alat seadanya.
- Penambangan
Faktor-faktor dalam pemilihan sistem
penambangan yaitu :
a. Sifat keruangan dari endapan bijih
a. Sifat keruangan dari endapan bijih
Meliputi hal-hal berikut ini :
1.) Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
2.) Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
3.) Posisi (miring, mendatar atau tegak)
4.) Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan
1.) Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
2.) Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
3.) Posisi (miring, mendatar atau tegak)
4.) Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan
b. Kondisi
geologi dan hidrologi
Aspek-aspeknya adalah sebagai berikut :
1.) Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
2.) Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
3.) Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
4.) Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalambatubara)
1.) Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
2.) Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
3.) Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
4.) Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalambatubara)
5.) Keseragaman, alterasi, erosi
6.). Air tanah dan hidrologi
6.). Air tanah dan hidrologi
c. Sifat geomekanik
Antara lain adalah :
1.) Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
2.) Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
3.) Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
4.) Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
5.) Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas
1.) Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
2.) Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
3.) Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
4.) Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
5.) Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas
bebas,)
d. Konsiderasi ekonomi
Antara lain :
1.) Cadangan (tonnage dan kadar)
2.). Produksi
3.) Umur tambang
4.) Produktifitas
5.) Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
1.) Cadangan (tonnage dan kadar)
2.). Produksi
3.) Umur tambang
4.) Produktifitas
5.) Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok
e. Faktor teknologi
e. Faktor teknologi
1.) Perolehan tambang
2.) Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
3.) Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
4.) Selektifitas metode untuk bijih dan waste
5.) Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
2.) Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
3.) Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
4.) Selektifitas metode untuk bijih dan waste
5.) Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
System penambangan yang ada pada umumnya
adalah :
a. Tambang Terbuka (Surface Mining)
a. Tambang Terbuka (Surface Mining)
Merupakan suatu system penambangan dimana
seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfer atau udara
luar. Berdasarkan macam material yang ditambang, maka tambang terbuka dibagi
menjadi :
1.) Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine
1.) Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan
untuk endapan bijih yang mengandung logam.
2.) Quarry
Suatu system penambangan yang diterapkan
untuk endapan mineral industry (golongan C).
3.) Strip Mine
3.) Strip Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan
untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau sedikit miring.
4.) Alluvial Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial.
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial.
b. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Suatu system penambangan dimana seluruh
aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatannya
dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu membuat jalan masuk berupa
sumuran (shaft) atau terowongan bantu (adit).
1 )
Emas
Emas adalah komoditi yang spesial dan
unik. Emas diambil dari perut bumi dan terakumulasi di permukaan bumi. Emas tidak
dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meskipun tidak dikonsumsi Emas
selalu menjadi barang langka karena jumlah seluruh Emas yang ada di permukaan
bumi saat ini diperkirakan hanya berkisar 150.000 – 160.000 ton saja.
Suplai Emas dunia terbatas pada yang
berada di permukaan bumi saja. Karena tidak dikonsumsi, maka total suplai Emas
di seluruh dunia sama dengan jumlah seluruh Emas di permukaan bumi. Kenaikan
suplai tiap tahun hanya berkisar 1.5% – 1.7%.
Jenis serta ragam emas sangatbervariasi. Sebagailogam “mewah”
dantidakdapatberkarat, emassudahdekatdenganperadabanmanusiasejakjamandahulu.Karenaitulahsaatiniemasmemilikiberbagaimacambentuk.Secaraumum,
macamjenisemasdapatdibagimenjadibeberapajenisantaralain;
a. EmasPerhiasan
Emasperhiasanmerupakanemas yang paling seringditemuidalamkehidupansehari-hari.Sejakbayi
pun, di beberapamasyarakatindonesiaanakperempuanmungkinsudahdiperkenalkandenganemaslewatpemasangan
anting-anting. Karenadekatnyadengankehidupanmanusia,
bentukemasperhiasanjugabanyaksekaliragamnya.Mulaidarigelang, kalung, anting,
liontin, konde, mahkotadan lain-lain.
Dalamkadarmurni,
emasdikenalsebagailogam yang lunak. Manusiamencampurkanlogamlainnyauntukmembuatemasmenjadilebihkuat.Kadar
kemurnianemassering di nyatakandalamsatuan karat.Emasmurniberkadar karat
24.Semakinbanyakcampurannyakadar karat emassemakinmenurun.
Meskipunmengurangiharganya, namundenganmencampurkandenganlogamlainnya, kitabisamendapatkanemas
yang dapatdibuatmenjadiberbagaibentuk.
Untuksetiappembelianemasperhiasan,
selaindikenakanhargaemas yang dihitungberdasarkan gram dankaratnya,
terkadangpembelijugadibebanibiayapembuatan.Biayapembuatanadalahbiayapengolahanlogamemasmenjadiperhiasan yang
beranekamacam yang dibelipembelibersangkutan.
b. EmasBatangan
Emasbatangankadangdisebutsebagaiemaslantakan.
Di Indonesia, emasbatangan yang cukupbanyakterkenaladalahemasproduksi PT Aneka
Tambang bermerekLogamMulia. LogamMuliaadalahemasbatangan yang berkadar 99,99%.
SetiappembelianLogamMulia, kitaakanmendapatkansertifikatemassebagaitandakeaslian. Di setiapsertifikattersebutterdapatnomorserisesuaidengannomorseri yang terukirpadalogammulia.
SetiappembelianLogamMulia, kitaakanmendapatkansertifikatemassebagaitandakeaslian. Di setiapsertifikattersebutterdapatnomorserisesuaidengannomorseri yang terukirpadalogammulia.
c. KoinEmas
Sesuaidengannamanya, koinemasadalahsalahsatujenisemas yang berbentukkoin.Setidaknyaada
2 jenisemas yang dikenalolehmasyarakatyakni; Koin Dinar EmasdanKoinemas
ONH (OngkosNaik Haji).Koin Dinar Emasdapat di beli di PT Aneka Tambang
sedangkankoinemas ONH dahuludapat di beli di
Pegadaian.Sayangnyasaatinikoinemassudahtidakdijuallagi.
d. Emas Granule
Emas granuleadalahemas yang
berbentukbutiran-butiran.Emasinijarangditemuikarenaemas granule
mungkinhanyadimilikitoko-tokoemasatauparapengrajinemas.Karenasifatemas yang
dapatdileburtanpamengubahnilainya, emas granule dapat di
leburuntukdijadikanberbagaimacamjenisperhiasanemas.
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Objek Penelitian
Yang dijadikan objek penelitian dalam karya ilmiah ini adalah beberapa
kelompok penambang emas tradisional yang berada di Kabupaten Solok Selatan
khususnya Kecamatan Sangir. Selain itu daerah pertambangan, rumah serta
keluarga para penambang juga dijadikan objek pengamatan dalam karya ini.
B. Waktu Penelitian
Penelitian serta penyusunan karya
ilmiah ini dilaksanakan selama 1 bulan. Yaitu terhitung sejak tanggal 15
Februari 2012 hingga berakhir pada tanggal 15 Maret 2012.
C. Teknik Penelitian
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum menyusun karya ilmiah ini
adalah mencari serta menemukan objek serta masalah yang akan di teliti.
Kemudian, dilakukan studi pustaka guna menambah pengetahuan dan mempermudah
proses pengamatan. Selanjutnya, diadakan pengamatan-pengamatan serta wawancara
dengan beberapa narasumber yang sekaligus merupakan objek penelitian yaitu
penambang emas tradisional itu sendiri. Setelah didapatkan hasil dari
penelitian tersebut, barulah dilakukan penyusunan laporan karya ilmiah.
BAB IV
Hasil dan
Pembahasan
A . Latar Belakang Masyarakat Menjadi
Penambang Emas Tradisional
Seperti diketahui, lapangan kerja dan pekerjaan merupakan salah satu aspek
yang masih menjadi masalah bagi banyak kalangan, baik itu pemerintah maupun
masyarakat. Begitu juga yang dialami oleh masyarakat yang kini menjadi
penambang emas tradisional.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, sebagian
besar dari penambang mengaku tidak memiliki pekerjaan yang menjamin di
lingkungan kehidupan sehari harinya hingga mereka memutuskan untuk menjadi
penambang emas tradisional. Berikut ini adalah hasil penelitian terhadap
pekerjaan beberapa penambang sebelum akhirnya memilih untuk terjun ke kegiatan
penambangan.
No
|
Penambang
|
Profesi sebelum
menambang
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
|
Tukang Ojek
Petani
Petani
Buruh bangunan
Menganggur
Menganggur
Pegawai Honorer (Satpol PP)
Tukang ojek
Pelajar
Petani
|
-
-
-
-
-
-
Penerimaan gaji tidak lancar
-
Tidak punya biaya sekolah
-
|
Pada umumnya,masyarakat yang menggeluti usaha penambangan semacam ini
memang masyarakat kalangan menengah ke bawah. Terlebih lagi orang-orang yang
menjadi anggota / pekerjanya ( bukan penyedia alat pertambangan ).
Selain keterbatasan lapangan kerja sebagai faktor pendorong, keputusan
masyarakat-masyarakat tertentu untuk menjadi penambang juga dipengaruhi faktor
penarik yang berasal dari daerah pertambangan itu sendiri. Faktor penarik yang
dimaksud adalah peluang keuntungan yang mungkin mereka dapatkan jika menekuni
profesi tersebut. Jika diperhatikan, keuntungan yang didapatkan oleh para
penambang emas tradisional yang berhasil menemukan titik emas memang luar
biasa. Tak jarang diantara mereka yang menjadi kaya mendadak karena
keberuntungan di lahan pertambangan.
Oleh karena itu, banyak kalangan tertarik dan menekuni usaha ini meski
sebenarnya cukup membahayakan dan tak punya izin dari pihak terkait. Mereka
tampak mengesampingkan bahaya yang mungkin terjadi demi rezeki untuk
kehidupannya sehari-hari.
B . Penambangan dan sistem kerjanya
1 . Organisasi Penambang
Meski tergolong tradisional dan hanya berbasis masyarakat, namun para
penambang emas membentuk dan memiliki beberapa perkumpulan atau kelompok kerja.
Kelompok kerja tersebut bekerja sama di daerah pertambangan secara gotong
royong. Walaupun demikian, setiap kelompok sudah punya struktur, peran serta
pembagian kerja yang jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kelompok penambang pada
umumnya beranggotakan 10-20 orang ( mayoritas 15 orang ). Setiap kelompok
terdiri dari seorang bos yang biasanya merupakan pemilik dan penyedia sarana
prasarana yang digunakan untuk proses penambangan emas.
Kemudian terdapat seseorang yang mereka sebut Manager. Kedudukannya berada dibawah Bos ( pemilik sarana prasarana
). Manager merupakan salah seorang yang dipercaya oleh
bos untuk mengkoordinir semua kegiatan penambangan disamping ikut membantu
pekerjaan tambang. Terkadang seorang Manager
juga mendapat kepercayaan menggantikan tugas-tugas tertentu bosnya apabila
yang bersangkutan berhalangan. Manager juga berkewajiban mengurus administrasi
kelompoknya. Namun, pada kebanyakan kelompok, yang menjadi manager adalah bos itu sendiri.
Selain Manager dan Bos, juga terdapat
seorang anggota yang ditunjuk sebagai juru masak. Sebagaimana sebutannya, ia
bertugas memasak makanan yang akan dikonsumsi oleh para pekerja selama masa
penambangan di hutan. Juru masak dalam hal ini bukanlah seseorang yang ahli
dalam bidang masak seperti layaknya koki. Mereka hanya salah seorang dari
anggota yang lebih memilih menyiapkan makanan dibandingkan berusaha menambang.
Kemampuan memasak mereka pun hanya sekedar saja, tidak ada yang istimewa.
Berbeda
dengan Manager , seorang tukang masak
tidak berkewajiban untuk ikut dalam kegiatan menambang. Tugasnya hanya sebatas
menyediakan makanan. Jika terkadang
mereka ikut menambang, itu hanya dilandasi kerelaan saling membantu saja.
Tukang masak di daerah
penambangan emas tradisional pada umumnya adalah laki-laki, meski pada beberapa
kelompok ditemukan juru masak wanita . Adapun wanita yang menjadi juru masak
tersebut biasanya masih merupakan kerabat dari salah satu anggota kelompok,
baik itu bos, Manager, ataupun
pekerja.
Semua penambang selain
dari ketiga orang tersebut ( Bos, Manager,
Juru masak ) merupakan anggota yang tugas utamanya adalah mengoah lahan
pertambangan semampu mereka dengan peralatan, strategi serta tenaga yang telah
disiapkan bersama.
2 . Keberangkatan
Masa kerja sekelompok penambang diawali dengan berangkatnya mereka dari
rumah menuju ke hutan yang menjadi lahan pertambangan mereka. Lahan tersebut
jaraknya cukup jauh dari keramaian kota. Paling sedikit berjarak 40 KM dari
pusat kabupaten Solok Selatan. Mereka juga membawa peralatan-peralatan yang
mereka butuhkan selama proses penambangan dalam keberangkatan tersebut.
Dalam menambang emas, para penambang
membutuhkan beberapa alat untuk mempermudah dan melancarkan proses kerja
mereka. Adapun alat-alat yang biasa mereka gunakan adalah sebagai berikut :
a .
Mesin dompeng 2 buah
b .
Selang air
c .
Mesin robin atau NS
d .
Linggis
e .
Karpet atau keset dari serabut kelapa
f.
Kayu dan papan
g .
Bahan bakar mesin ( Solar )
h .
Paralon 4,5 inch
i.
Mesin keong
Selain alat-alat penambangan yang tersebut di atas, kelompok penambag juga
membawa barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok mereka. Seperti alat-alat
kebersihan, obat-obatan, bahan makanan dan lain-lain.
3 . Di pertambangan
Alat yang paling utama digunakan dalam penambangan jenis ini adalah
dompeng. Hingga ada beberapa orang yang menyebut kegiatan menambang ini dengan
sebutan mendompeng. Dompeng adalah suatu mesin dengan bahan bakar solar yang
digunakan untuk memutar kipas yang dipasang di mesin keong lalu disambung
dengan beberapa paralon air. Putaran kipas dari dompeng akan menghasilkan gaya
sedot.
Dengan menggunakan dompeng, para penambang menyedot tanah yang sudah digali
lalu ditadah dengan papan yang diatasnya diletakkan karpet , keset serabut hingga mengumpulkan beberapa pasir dan tanah
di atas papan/ asbuk.
Pertama, penambang menggali tanah.
Mereka menghancurkan tanah yang akan digali dengan tembakan air bertekanan
tinggi dari selang yang disambung ke robin. Selain menggunakan tenaga robin,
tenaga manusia juga dimanfaatkan untuk membuang batu-batu besar yang tak bisa
dikendalikan dengan mesin robin. Penggalian akan terus dilakukan sampai
ditemukan lapisan tanah yang keras atau disebut napal. Dengan bantuan linggis dan
selang air, para penambang mengumpulkan tanah dan pasir yang kemudian disedot
dengan dompeng hingga sampai ke asbuk ( keset serabut ).
Setelah hal-hal tersebut dilakukan, tanah dan pasir yang sudah terkumpul di
atas asbuk dibersihkan dengan menggunakan dulang. Dimana dulang berfungsi untuk
memisahkan emas, pasir dan tanah sehingga yang bukan emas bisa disingkirkan.
4 . Penjualan Hasil Tambang
Emas yang berhasil didapatkan biasanya akan dijual setelah masa kerja
habis. Masa kerja penambang dalam satu periode berkisar antara 7 sampai 15
hari. Emas dijual ke beberapa toko emas yang menerima dan mengolah emas mentah
untuk dijadikan perhiasan. Toko-toko semacam ini banyak tersebar di daerah
Solok Selatan khususnya di kawasan ibukota kabupaten.
5 . Pembagian Hasil
Hasil kotor dipotong 10 % untuk pemilih lahan. 90% hasil kotor dibagi 2
menjadi masing-masing 45 %. 45% untuk bos dan 45% untuk anggota. Bagian 45%
milik anggota inilah yang nanti dibagi-bagi sesuai dengan jumlah anggota.
C . Kehidupan Keluarga penambang
Kehidupan keluarga penambang tidak terlalu jauh berbeda dengan kehidupan
keluarga pada umumnya. Meski terdapat beberapa perbedaan, namun tidak terlalu
berarti.
Perbedaan perbedaan tersebut diantaranya adalah mengenai kebersamaan di tengah
keluarga. Bagi sebuah keluarga penambang, berkumpul bersama keluarga yang
lengkap/ makan bersama setiap hari merupakan sesuatu yang jarang dilakukan
bahkan bisa disebut langka. Hal itu dikarenakan sedikitnya waktu yang dimiliki
penambang untuk menetap di rumah keluarga. Penambang menghabiskan banyak
waktunya di area pertambangan. Mereka hanya pulang satu kali dalam 15 hari
(masa kerja ). Itupun tidaklah dalam waktu yang lama. Hanya berkisar antara 1-3
hari, lalu mereka kembali ke pertambangan. waktu yang sedemikian pendek tentu
tidak cukup untuk menikmati kebersamaan bersama keluarga.
Kondisi ekonomi keluarga penambang pada umumnya juga tidak terlalu
memuaskan. Terlebih lagi apabila proses penambangan gagal. Biasanya bagi
anggota, sebelum pergi ke pertambangan mereka diberikan pinjaman untuk biaya
hidup keluarga di rumah selama masa kerja berlangsung. Uang itupun tidaklah
banyak. Jika masa penambangan selesai, maka hasil/ gaji penambang akan dipotong
untuk membayar pinjaman yang sebelumnya disertai biaya makan.
Sisi negatif ekonomi para bos juga tidak kalah menantang. Sebagaimana
diketahui, semua kebutuhan penambang selama bekerja disediakan oleh bos. Mulai
dari makanan, minuman, obat-obatan, rokok dan lain-lain. Dimana, penanggulangan
biaya tersebut akan diganti oleh pekerja apabila proses penambangan berhasil.
Namun, apabila usaha mencari emas tidak berhasil, penggantian segala biaya
konsumsi akan sulit diperhitungkan. Bahkan banyak yang dilupakan dan tidak
dibayar.
Tapi, keadaan ekonomi akan berbeda apabila usaha menambang berhasil dan
mengalirkan banyak keuntungan. Namun berdasarkan penelitian, dari sekian banyak
penambang hanya sekitar 45 % yang benar-benar berhasil. 55% lain merupakan
kelompok yang hampir selalu merugi.
D . Harapan Penambang
Penambang tradisional menginginkan sebuah kepastian nasib dan kesejahteraan
hidup. Mereka sangat mengharapkan kebijakan dari pemerintah yang tentunya tidak
akan merugikan pihak manapun. Mereka ingin lepas dari keterbatasan ekonomi yang
selama ini menjadi masalah bagi sekelompok besar masyarakat setempat.
Penambang emas tradisional ingin hidup yang aman. Mereka merasa terbebani
dengan tidak diberikannya izin untuk ikut memanfaatkan lahan pertambangan.
penambang emas tradisional merasa berhak untuk mencari penghidupan di lahan
pertambangan yang ada di kabupaten Solok Selatan. Namun, penambang selalu
dihantui perasaan cemas akan razia yang sewaktu-waktu mungkin dilancarkan
aparat.
Berdasarkan pendekatan dan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa
para penambang sesungguhnya tidak ada niat untuk menentang pemerintah. Aksi
mereka yang tetap menambang meski pemeritah melarang didasari oleh desakan
keadaan. Penambang terpaksa menambang secara ilegal karena tidak ada pekerjaan
yang bisa mengatasi masalah serta tuntutan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, penambang
tradisional menuturkan bahwa mereka sangat mengharapkan keputusan yang
bijaksana dari pemerintah. Keputusan mengenai lahan serta kegiatan penambangan
yang kini menjadi bagian dari hidup mereka. Penambang sangat mengharapkan izin
untuk ikut memanfaatkan hasil bumi tersebut.
BAB V
Penutup
A . Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian serta pengamatan terhadap penambang emas
tradisional dengan segala seluk beluk kehidupannya, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal.
Masyarakat memilih menjadi penambang karena desakan ekonomi dan
keterbatasan lapangan pekerjaan.
Kehidupan seorang penambang emas tradisional bukanlah hal yag mudah. Banyak
kesulitan yang mereka alami. Terutama saat melakukan kegiatan penambangan.
Kehidupan keluarga penambang memang
tidak jauh berbeda dengan kehidupan mesyarakat pada umumnya. Namun, perbedaan
kondisi ekonomi tetap terlihat diantara keduanya.
Penambang emas tradisional berharap pemerintah mengeluarkan keputusan yang
bijaksana dan tidak merugikan siapapun terutama pihak mereka. Singkatnya,
mereka mengharapkan izin dari pemerintah kepada mereka untuk bisa memanfaatkan
dan mengelola lahan pertambangan yang ada di Solok Selatan.
B . Saran
Setelah mengamati dan memahami berbagai sisi yang mengelilingi penambang
emas tradisional Solok Selatan, penulis memiliki beberapa saran yang ingin
disampaikan, yaitu sebagai berikut :
1. Para penambang sebaiknya lebih
berhati-hati dalam bekerja karena resiko menambang secara tradisional cukup
menghawatirkan.
2. Jika memungkinkan, lebih baik penambang
mencari pekerjaan lain yang lebih aman daripada menambang emas secara
tradisional.
3. Para pelajar dan generasi penerus lainnya,
belajarlah dengan rajin agar bisa menjadi ahli di kemudian hari, salah satunya
mungkin ahli di bidang pertambagan sehingga, daerah tidak perlu mendatangkan
investor asing untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan daerah.
4. Giatlah dalam segala hal, terutama dalam
menunutut ilmu agar tidak mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan di masa
depan.
5. Pemerintah seharusnya segera mengeluarkan
keputusan bijak mengenai penambang emas tradisional.
6. Jika pemerintah memang tidak mengizinkan
penambang emas tradisional memanfaatkan lahan pertambangan, sebaiknya fikirkan
dan pertimbangkan juga lapangan pekerjaan bagi mereka agar tidak timbul masalah
ekonomi di masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
www.//artikel-detail-emas-15073.html
www.//artikel-detail-Pertambangan-15070.html
www.//artikel-detail-tradisional-16070.html
www./contoh-karya-ilmiah.htmlP
yahoo.com
SUMBER
http://osmainisutra13uta.blogspot.com/2013/12/karya-ilmiah-penambang-emas-tradisional_3255.html
No comments:
Post a Comment