Tuesday, 21 October 2014

karya ilmiah





karya Ilmiah Penambang Emas tradisional Solok Selatan

Kata Pengantar


            Pujibesertasyukurpenulisucapkankepada Allah SWT.karenadenganrahmat,hidayahsertakarunia-Nya. penulisdapatmenyusunsuatukaryailmiahdenganjudul “Kehidupan Penambang Emas Tradisonal Solok Selatan”. Dimanadidalamnyadimuaturaiansertapenjelasantentang seluk beluk kehidupan sekelompok masyarakat Solok Selatan yang bekerja sebagai penambang emas tradisional.Selainitu, penulisjugamengucapkanterimakasihkepadateman-temansertapihak lain yang telahbanyakmembantudanmemberikanmotivasisertainformasiselama proses penyusunankaryaini.
            Takadagadingyagtakretak, penulismenyadaribahwakhilafdansalahtakbisalepasdaridirimeskitelahberusahasemaksimalmungkin. Menyangkutdengankaryaini, tentumasihmemilikikekurangan di berbagaisisi.Untukitu, penulissangatmengharapkankritikdan saran daripembacamengenaikaryailmiahini demi kelengkapandankesempurnaannya.Demikianlah, penulisberharapkaryainidapatbermanfaatbagibanyak kalangan.Terima kasih dan selamatmembaca.
                                                                         
BAB I

Pendahuluan

A .      Latar Belakang
Semenjak tahun 2000-an, di Solok Selatan mulai marak ditemukan beberapa titik  yang di dalam tanahnya terkandung emas. Lokasi-lokasi tersebut umumnya terletak di pedalaman atau hutan-hutan di tepi area pemukiman penduduk Solok Selatan. Beberapa lokasi tersebut diantaranya adalah daerah Tambang, Batanghari, Batang Sapek, Pamong Gadang, Pamong Ketek dan lain-lain. Lokasi- lokasi tersebut umumnya berada di Kecamatan Sangir.
Ditemukannya sumber emas di perut bumi Solok Selatan secara otomatis telah mempengaruhi kehidupan penduduk setempat khususnya di bidang mata pencaharian. Telah diketahui bahwa emas adalah logam mulia yang memiliki harga cukup tinggi. Penduduk Solok Selatan yang awalnya tidak pernah mengenal apalagi bekerja di bidang pertambangan secara otomatis terjun ke bidang tersebut.
Pada dasarnya proses penambangan yang dilakukan penduduk masih jauh dari proses penambangan yang semestinya. Mereka hanya bekerja dengan alat atau mesin seadanya. Berbeda dengan para investor yang menggunakan mesin canggih dalam proses penambangnnya.
Investor asing memang mempunyai modal yang besar di bidang sarana dan prasarana. Selain itu investor juga memiliki izin yang lengkap dari negara untuk mengolah daerah pertambangan Solok Selatan. Dalam arti lain, penduduk yang melakukan penambangan tradisional dengan alat seadanya tidak memiliki izin dari pemerintah. Jadi, mereka dapat dikatakan sebagai penambang ilegal.
Meski tak mengantongi izin, namun penambang-penambang tradisional sejauh ini terus bertambah. Karena memang tak jarang diantara mereka yang beruntung dan mengecap keberhasilan dengan pengalaman dan peralatan seadanya. Namun, tak sedikit pula yang tampak jauh dari kemujuran. Bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa akibat kesalahan kerja. Hal itu seolah menjadi irama kehidupan bagi penduduk Solok Selatan yang berkecimpung di dunia penambangan emas tradisional.
Terdapat banyak hal menarik dalam kehidupan penambang emas tradisional Solok Selatan, terutama di bidang upaya mereka mengais emas dari tanah, pasir bahkan air yang menjadi tempat persemayaman emas yang mereka cari. Kehidupan rumah tangga atau keluarga merekapun tampaknya tak kalah menarik untuk ditelusuri.
Tak hanya itu, jika dilihat-lihat, tampak banyak hal menarik lain yang mungkin didapatkan apabila dilakukan pengamatan yang lebih serius terhadap kehidupan penambang emas tradisional Solok Selatan. Berawal dari argumen serta motivasi inilah penulis merasa tertarik untuk mendalami dan mengamati bagaimana suka duka kehidupan penambang tradisisonal. Penulis benar-benar ingin mengetahui seperti apa kenyataan hidup mereka dan adakah sisi lain yang mungkin jauh lebih menarik dari perjuangan mereka mengumpulkan emas di tepian hutan yang kini menjadi mata pencaharian andalan beberapa kelompok penduduk.

B .      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara para penambang  tradisional mendapatkan emas ?
2.      Seperti apa suka duka serta kehidupan keluarga penambang emas tradisional Solok Selatan ?
3.      Apa latar belakang  penambang emas tradisional untuk menambang ?
4.      Bagaiman solusi yang harus dibijaki pemerintah atau pihak-pihak terkait menyangkut penambang emas tradisional?

C .        Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah seputar kehidupan keluarga penambang emas tradisional . Kemudian hal-hal yang berkenaan dengan usaha mereka mengambil emas. Untuk kelompok penambang yang diteliti difokuskan pada penambang tradisional yang berada di wilayah Kabupaten Solok Selatan.

D  .      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana penambang emas tradisional mendapatkan emas
2.      Untuk mengenal lebih dalam  kehidupan penambang emas tradisional.
3.      Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang penambangan emas.
4.      Mengetahui hal yang melatarbelakangi penduduk menjadi penambang
5.      Menemukan solusi menyangkut penambang emas tradisional yang tidak akan merugikan pihak manapun.

E  .       Manfaat Penulisan
1.      Sebagai informasi bagi pembaca untuk mengetahui bagaiman kehidupan penambang emas tradisional.
2.      Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah ataupun puhak-puhak lain untuk mengambil kebijakan menyangkut para penambang emas tradisional.



BAB II

Kerangka Teoritis

     A.    Kajian Teori
Penambangan adalah salah satu jenis kegiatan  ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi ( yahoo.com ). Sedangkan menurut Jefri Hansen Siahaan penambangan (eksploitasion) merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Sedangkan penambang maksudnya adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ekstraksi mineral dan bahan tambang dari dlam bumi. Jadi, Penambang emas adalah orang-orang yang melakukan  proses dan teknik ekstraksi mineral dalam pengambilan emas dari tanah. Sementara itu, penambang emas tradisional dapat diartikan sebagai orang-orang yang melakukan proses pengambilan emas secara tradisional atau dengan alat seadanya.

  1. Penambangan
Faktor-faktor dalam pemilihan sistem penambangan yaitu :
a. Sifat keruangan dari endapan bijih
Meliputi hal-hal berikut ini :
1.) Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
2.) Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
3.) Posisi (miring, mendatar atau tegak)
4.) Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan
b. Kondisi geologi dan hidrologi
Aspek-aspeknya adalah sebagai berikut :
1.) Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
2.) Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
3.) Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
4.) Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam
batubara) 
5.) Keseragaman, alterasi, erosi
6.). Air tanah dan hidrologi

c. Sifat geomekanik
Antara lain adalah :
1.) Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
2.) Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
3.) Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
4.) Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
5.) Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas
bebas,)

d. Konsiderasi ekonomi
Antara lain :
1.) Cadangan (tonnage dan kadar)
2.). Produksi
3.) Umur tambang
4.) Produktifitas
5.) Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok


e. Faktor teknologi
1.) Perolehan tambang
2.) Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
3.) Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
4.) Selektifitas metode untuk bijih dan waste
5.) Konsentrasi/penyebaran pekerjaan


System penambangan yang ada pada umumnya adalah :
a. Tambang Terbuka (Surface Mining)
Merupakan suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfer atau udara luar. Berdasarkan macam material yang ditambang, maka tambang terbuka dibagi menjadi :
1.)  Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam.
2.) Quarry
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan mineral industry (golongan C).
3.) Strip Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau sedikit miring.
4.) Alluvial Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial.

b. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu membuat jalan masuk berupa sumuran (shaft) atau terowongan bantu (adit).

1    )      Emas
Emas adalah komoditi yang spesial dan unik. Emas diambil dari perut bumi dan terakumulasi di permukaan bumi. Emas tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meskipun tidak dikonsumsi Emas selalu menjadi barang langka karena jumlah seluruh Emas yang ada di permukaan bumi saat ini diperkirakan hanya berkisar 150.000 – 160.000 ton saja.
Suplai Emas dunia terbatas pada yang berada di permukaan bumi saja. Karena tidak dikonsumsi, maka total suplai Emas di seluruh dunia sama dengan jumlah seluruh Emas di permukaan bumi. Kenaikan suplai tiap tahun hanya berkisar 1.5% – 1.7%.
Jenis serta ragam emas sangatbervariasi. Sebagailogam “mewah” dantidakdapatberkarat, emassudahdekatdenganperadabanmanusiasejakjamandahulu.Karenaitulahsaatiniemasmemilikiberbagaimacambentuk.Secaraumum, macamjenisemasdapatdibagimenjadibeberapajenisantaralain;
a. EmasPerhiasan
Emasperhiasanmerupakanemas yang paling seringditemuidalamkehidupansehari-hari.Sejakbayi pun, di beberapamasyarakatindonesiaanakperempuanmungkinsudahdiperkenalkandenganemaslewatpemasangan anting-anting. Karenadekatnyadengankehidupanmanusia, bentukemasperhiasanjugabanyaksekaliragamnya.Mulaidarigelang, kalung, anting, liontin, konde, mahkotadan lain-lain.
Dalamkadarmurni, emasdikenalsebagailogam yang lunak. Manusiamencampurkanlogamlainnyauntukmembuatemasmenjadilebihkuat.Kadar kemurnianemassering di nyatakandalamsatuan karat.Emasmurniberkadar karat 24.Semakinbanyakcampurannyakadar karat emassemakinmenurun. Meskipunmengurangiharganya, namundenganmencampurkandenganlogamlainnya, kitabisamendapatkanemas yang dapatdibuatmenjadiberbagaibentuk.
Untuksetiappembelianemasperhiasan, selaindikenakanhargaemas yang dihitungberdasarkan gram dankaratnya, terkadangpembelijugadibebanibiayapembuatan.Biayapembuatanadalahbiayapengolahanlogamemasmenjadiperhiasan yang beranekamacam yang dibelipembelibersangkutan.

b. EmasBatangan
Emasbatangankadangdisebutsebagaiemaslantakan. Di Indonesia, emasbatangan yang cukupbanyakterkenaladalahemasproduksi PT Aneka Tambang bermerekLogamMulia. LogamMuliaadalahemasbatangan yang berkadar 99,99%.
SetiappembelianLogamMulia, kitaakanmendapatkansertifikatemassebagaitandakeaslian. Di setiapsertifikattersebutterdapatnomorserisesuaidengannomorseri yang terukirpadalogammulia.
 c. KoinEmas
Sesuaidengannamanya, koinemasadalahsalahsatujenisemas yang berbentukkoin.Setidaknyaada 2 jenisemas yang dikenalolehmasyarakatyakni; Koin Dinar EmasdanKoinemas ONH (OngkosNaik Haji).Koin Dinar Emasdapat di beli di PT Aneka Tambang sedangkankoinemas ONH dahuludapat di beli di Pegadaian.Sayangnyasaatinikoinemassudahtidakdijuallagi.
d. Emas Granule
Emas granuleadalahemas yang berbentukbutiran-butiran.Emasinijarangditemuikarenaemas granule mungkinhanyadimilikitoko-tokoemasatauparapengrajinemas.Karenasifatemas yang dapatdileburtanpamengubahnilainya, emas granule dapat di leburuntukdijadikanberbagaimacamjenisperhiasanemas.


BAB III

Metodologi Penelitian

     A.    Objek Penelitian
Yang dijadikan objek penelitian dalam karya ilmiah ini adalah beberapa kelompok penambang emas tradisional yang berada di Kabupaten Solok Selatan khususnya Kecamatan Sangir. Selain itu daerah pertambangan, rumah serta keluarga para penambang juga dijadikan objek pengamatan dalam karya ini.

    B.    Waktu Penelitian
 Penelitian serta penyusunan karya ilmiah ini dilaksanakan selama 1 bulan. Yaitu terhitung sejak tanggal 15 Februari 2012 hingga berakhir pada tanggal 15 Maret 2012.

    C.     Teknik Penelitian
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum menyusun karya ilmiah ini adalah mencari serta menemukan objek serta masalah yang akan di teliti. Kemudian, dilakukan studi pustaka guna menambah pengetahuan dan mempermudah proses pengamatan. Selanjutnya, diadakan pengamatan-pengamatan serta wawancara dengan beberapa narasumber yang sekaligus merupakan objek penelitian yaitu penambang emas tradisional itu sendiri. Setelah didapatkan hasil dari penelitian tersebut, barulah dilakukan penyusunan laporan karya ilmiah.




BAB IV

Hasil dan Pembahasan

A  .      Latar Belakang Masyarakat Menjadi Penambang Emas Tradisional
Seperti diketahui, lapangan kerja dan pekerjaan merupakan salah satu aspek yang masih menjadi masalah bagi banyak kalangan, baik itu pemerintah maupun masyarakat. Begitu juga yang dialami oleh masyarakat yang kini menjadi penambang emas tradisional.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, sebagian besar dari penambang mengaku tidak memiliki pekerjaan yang menjamin di lingkungan kehidupan sehari harinya hingga mereka memutuskan untuk menjadi penambang emas tradisional. Berikut ini adalah hasil penelitian terhadap pekerjaan beberapa penambang sebelum akhirnya memilih untuk terjun ke kegiatan penambangan.
No
Penambang
Profesi sebelum
menambang
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Tukang Ojek
Petani
Petani
Buruh bangunan
Menganggur
Menganggur
Pegawai Honorer (Satpol PP)
Tukang ojek
Pelajar
Petani
-
-
-
-
-
-
Penerimaan gaji tidak lancar
-
Tidak punya biaya sekolah
-

Pada umumnya,masyarakat yang menggeluti usaha penambangan semacam ini memang masyarakat kalangan menengah ke bawah. Terlebih lagi orang-orang yang menjadi anggota / pekerjanya ( bukan penyedia alat pertambangan ).
Selain keterbatasan lapangan kerja sebagai faktor pendorong, keputusan masyarakat-masyarakat tertentu untuk menjadi penambang juga dipengaruhi faktor penarik yang berasal dari daerah pertambangan itu sendiri. Faktor penarik yang dimaksud adalah peluang keuntungan yang mungkin mereka dapatkan jika menekuni profesi tersebut. Jika diperhatikan, keuntungan yang didapatkan oleh para penambang emas tradisional yang berhasil menemukan titik emas memang luar biasa. Tak jarang diantara mereka yang menjadi kaya mendadak karena keberuntungan di lahan pertambangan.
Oleh karena itu, banyak kalangan tertarik dan menekuni usaha ini meski sebenarnya cukup membahayakan dan tak punya izin dari pihak terkait. Mereka tampak mengesampingkan bahaya yang mungkin terjadi demi rezeki untuk kehidupannya sehari-hari.

B   .      Penambangan dan sistem kerjanya
1    .      Organisasi Penambang
Meski tergolong tradisional dan hanya berbasis masyarakat, namun para penambang emas membentuk dan memiliki beberapa perkumpulan atau kelompok kerja. Kelompok kerja tersebut bekerja sama di daerah pertambangan secara gotong royong. Walaupun demikian, setiap kelompok sudah punya struktur, peran serta pembagian kerja yang jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa kelompok penambang pada umumnya beranggotakan 10-20 orang ( mayoritas 15 orang ). Setiap kelompok terdiri dari seorang bos yang biasanya merupakan pemilik dan penyedia sarana prasarana yang digunakan untuk proses penambangan emas.
Kemudian terdapat seseorang yang mereka sebut Manager. Kedudukannya berada dibawah Bos ( pemilik sarana prasarana ). Manager  merupakan salah seorang yang dipercaya oleh bos untuk mengkoordinir semua kegiatan penambangan disamping ikut membantu pekerjaan tambang. Terkadang seorang Manager juga mendapat kepercayaan menggantikan tugas-tugas tertentu bosnya apabila yang bersangkutan berhalangan. Manager  juga berkewajiban mengurus administrasi kelompoknya. Namun, pada kebanyakan kelompok, yang menjadi manager adalah bos itu sendiri.
Selain Manager dan Bos, juga terdapat seorang anggota yang ditunjuk sebagai juru masak. Sebagaimana sebutannya, ia bertugas memasak makanan yang akan dikonsumsi oleh para pekerja selama masa penambangan di hutan. Juru masak dalam hal ini bukanlah seseorang yang ahli dalam bidang masak seperti layaknya koki. Mereka hanya salah seorang dari anggota yang lebih memilih menyiapkan makanan dibandingkan berusaha menambang. Kemampuan memasak mereka pun hanya sekedar saja, tidak ada yang istimewa.
Berbeda dengan Manager , seorang tukang masak tidak berkewajiban untuk ikut dalam kegiatan menambang. Tugasnya hanya sebatas menyediakan makanan. Jika  terkadang mereka ikut menambang, itu hanya dilandasi kerelaan saling membantu saja.
                        Tukang masak di daerah penambangan emas tradisional pada umumnya adalah laki-laki, meski pada beberapa kelompok ditemukan juru masak wanita . Adapun wanita yang menjadi juru masak tersebut biasanya masih merupakan kerabat dari salah satu anggota kelompok, baik itu bos, Manager, ataupun pekerja.
                        Semua penambang selain dari ketiga orang tersebut ( Bos, Manager, Juru masak ) merupakan anggota yang tugas utamanya adalah mengoah lahan pertambangan semampu mereka dengan peralatan, strategi serta tenaga yang telah disiapkan bersama.
2   .      Keberangkatan
Masa kerja sekelompok penambang diawali dengan berangkatnya mereka dari rumah menuju ke hutan yang menjadi lahan pertambangan mereka. Lahan tersebut jaraknya cukup jauh dari keramaian kota. Paling sedikit berjarak 40 KM dari pusat kabupaten Solok Selatan. Mereka juga membawa peralatan-peralatan yang mereka butuhkan selama proses penambangan dalam keberangkatan tersebut.
Dalam menambang emas, para penambang membutuhkan beberapa alat untuk mempermudah dan melancarkan proses kerja mereka. Adapun alat-alat yang biasa mereka gunakan adalah sebagai berikut :
a .      Mesin dompeng 2 buah
b .      Selang air
c .       Mesin robin atau NS
d .      Linggis
e .      Karpet atau keset dari serabut kelapa
f.         Kayu dan papan
g .      Bahan bakar mesin ( Solar )
h .      Paralon 4,5 inch
i.        Mesin keong   

Selain alat-alat penambangan yang tersebut di atas, kelompok penambag juga membawa barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok mereka. Seperti alat-alat kebersihan, obat-obatan, bahan makanan dan lain-lain.

3 .      Di pertambangan
Alat yang paling utama digunakan dalam penambangan jenis ini adalah dompeng. Hingga ada beberapa orang yang menyebut kegiatan menambang ini dengan sebutan mendompeng. Dompeng adalah suatu mesin dengan bahan bakar solar yang digunakan untuk memutar kipas yang dipasang di mesin keong lalu disambung dengan beberapa paralon air. Putaran kipas dari dompeng akan menghasilkan gaya sedot.
Dengan menggunakan dompeng, para penambang menyedot tanah yang sudah digali lalu ditadah dengan papan yang diatasnya diletakkan karpet , keset serabut   hingga mengumpulkan beberapa pasir dan tanah di atas papan/ asbuk.
Pertama,  penambang menggali tanah. Mereka menghancurkan tanah yang akan digali dengan tembakan air bertekanan tinggi dari selang yang disambung ke robin. Selain menggunakan tenaga robin, tenaga manusia juga dimanfaatkan untuk membuang batu-batu besar yang tak bisa dikendalikan dengan mesin robin. Penggalian akan terus dilakukan sampai ditemukan lapisan tanah yang keras atau disebut napal. Dengan bantuan linggis dan selang air, para penambang mengumpulkan tanah dan pasir yang kemudian disedot dengan dompeng hingga sampai ke asbuk ( keset serabut ).
Setelah hal-hal tersebut dilakukan, tanah dan pasir yang sudah terkumpul di atas asbuk dibersihkan dengan menggunakan dulang. Dimana dulang berfungsi untuk memisahkan emas, pasir dan tanah sehingga yang bukan emas bisa disingkirkan.

4  .      Penjualan Hasil Tambang
Emas yang berhasil didapatkan biasanya akan dijual setelah masa kerja habis. Masa kerja penambang dalam satu periode berkisar antara 7 sampai 15 hari. Emas dijual ke beberapa toko emas yang menerima dan mengolah emas mentah untuk dijadikan perhiasan. Toko-toko semacam ini banyak tersebar di daerah Solok Selatan khususnya di kawasan ibukota kabupaten.


5  .      Pembagian Hasil
Hasil kotor dipotong 10 % untuk pemilih lahan. 90% hasil kotor dibagi 2 menjadi masing-masing 45 %. 45% untuk bos dan 45% untuk anggota. Bagian 45% milik anggota inilah yang nanti dibagi-bagi sesuai dengan jumlah anggota.


C  .       Kehidupan Keluarga penambang

Kehidupan keluarga penambang tidak terlalu jauh berbeda dengan kehidupan keluarga pada umumnya. Meski terdapat beberapa perbedaan, namun tidak terlalu berarti.
Perbedaan perbedaan tersebut diantaranya adalah mengenai kebersamaan di tengah keluarga. Bagi sebuah keluarga penambang, berkumpul bersama keluarga yang lengkap/ makan bersama setiap hari merupakan sesuatu yang jarang dilakukan bahkan bisa disebut langka. Hal itu dikarenakan sedikitnya waktu yang dimiliki penambang untuk menetap di rumah keluarga. Penambang menghabiskan banyak waktunya di area pertambangan. Mereka hanya pulang satu kali dalam 15 hari (masa kerja ). Itupun tidaklah dalam waktu yang lama. Hanya berkisar antara 1-3 hari, lalu mereka kembali ke pertambangan. waktu yang sedemikian pendek tentu tidak cukup untuk menikmati kebersamaan bersama keluarga.
Kondisi ekonomi keluarga penambang pada umumnya juga tidak terlalu memuaskan. Terlebih lagi apabila proses penambangan gagal. Biasanya bagi anggota, sebelum pergi ke pertambangan mereka diberikan pinjaman untuk biaya hidup keluarga di rumah selama masa kerja berlangsung. Uang itupun tidaklah banyak. Jika masa penambangan selesai, maka hasil/ gaji penambang akan dipotong untuk membayar pinjaman yang sebelumnya disertai biaya makan.
Sisi negatif ekonomi para bos juga tidak kalah menantang. Sebagaimana diketahui, semua kebutuhan penambang selama bekerja disediakan oleh bos. Mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, rokok dan lain-lain. Dimana, penanggulangan biaya tersebut akan diganti oleh pekerja apabila proses penambangan berhasil. Namun, apabila usaha mencari emas tidak berhasil, penggantian segala biaya konsumsi akan sulit diperhitungkan. Bahkan banyak yang dilupakan dan tidak dibayar.
Tapi, keadaan ekonomi akan berbeda apabila usaha menambang berhasil dan mengalirkan banyak keuntungan. Namun berdasarkan penelitian, dari sekian banyak penambang hanya sekitar 45 % yang benar-benar berhasil. 55% lain merupakan kelompok yang hampir selalu merugi.





D  .      Harapan Penambang
Penambang tradisional menginginkan sebuah kepastian nasib dan kesejahteraan hidup. Mereka sangat mengharapkan kebijakan dari pemerintah yang tentunya tidak akan merugikan pihak manapun. Mereka ingin lepas dari keterbatasan ekonomi yang selama ini menjadi masalah bagi sekelompok besar masyarakat setempat.
Penambang emas tradisional ingin hidup yang aman. Mereka merasa terbebani dengan tidak diberikannya izin untuk ikut memanfaatkan lahan pertambangan. penambang emas tradisional merasa berhak untuk mencari penghidupan di lahan pertambangan yang ada di kabupaten Solok Selatan. Namun, penambang selalu dihantui perasaan cemas akan razia yang sewaktu-waktu mungkin dilancarkan aparat.
Berdasarkan pendekatan dan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa para penambang sesungguhnya tidak ada niat untuk menentang pemerintah. Aksi mereka yang tetap menambang meski pemeritah melarang didasari oleh desakan keadaan. Penambang terpaksa menambang secara ilegal karena tidak ada pekerjaan yang bisa mengatasi masalah serta tuntutan ekonomi mereka.
 Oleh karena itu, penambang tradisional menuturkan bahwa mereka sangat mengharapkan keputusan yang bijaksana dari pemerintah. Keputusan mengenai lahan serta kegiatan penambangan yang kini menjadi bagian dari hidup mereka. Penambang sangat mengharapkan izin untuk ikut memanfaatkan hasil bumi tersebut.



BAB V

Penutup


A  .      Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian serta pengamatan terhadap penambang emas tradisional dengan segala seluk beluk kehidupannya, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal.
Masyarakat memilih menjadi penambang karena desakan ekonomi dan keterbatasan lapangan pekerjaan.
Kehidupan seorang penambang emas tradisional bukanlah hal yag mudah. Banyak kesulitan yang mereka alami. Terutama saat melakukan kegiatan penambangan.
 Kehidupan keluarga penambang memang tidak jauh berbeda dengan kehidupan mesyarakat pada umumnya. Namun, perbedaan kondisi ekonomi tetap terlihat diantara keduanya.
Penambang emas tradisional berharap pemerintah mengeluarkan keputusan yang bijaksana dan tidak merugikan siapapun terutama pihak mereka. Singkatnya, mereka mengharapkan izin dari pemerintah kepada mereka untuk bisa memanfaatkan dan mengelola lahan pertambangan yang ada di Solok Selatan.

B  .      Saran
Setelah mengamati dan memahami berbagai sisi yang mengelilingi penambang emas tradisional Solok Selatan, penulis memiliki beberapa saran yang ingin disampaikan, yaitu sebagai berikut :
  1.    Para penambang sebaiknya lebih berhati-hati dalam bekerja karena resiko menambang secara tradisional cukup menghawatirkan.
  2.    Jika memungkinkan, lebih baik penambang mencari pekerjaan lain yang lebih aman daripada menambang emas secara tradisional.
  3.    Para pelajar dan generasi penerus lainnya, belajarlah dengan rajin agar bisa menjadi ahli di kemudian hari, salah satunya mungkin ahli di bidang pertambagan sehingga, daerah tidak perlu mendatangkan investor asing untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan daerah.
 4.    Giatlah dalam segala hal, terutama dalam menunutut ilmu agar tidak mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan di masa depan.
 5.    Pemerintah seharusnya segera mengeluarkan keputusan bijak mengenai penambang emas tradisional.
  6.  Jika pemerintah memang tidak mengizinkan penambang emas tradisional memanfaatkan lahan pertambangan, sebaiknya fikirkan dan pertimbangkan juga lapangan pekerjaan bagi mereka agar tidak timbul masalah ekonomi di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA


   www.//artikel-detail-emas-15073.html   
   www.//artikel-detail-Pertambangan-15070.html
   www.//artikel-detail-tradisional-16070.html
   www./contoh-karya-ilmiah.htmlP
yahoo.com
  

SUMBER

http://osmainisutra13uta.blogspot.com/2013/12/karya-ilmiah-penambang-emas-tradisional_3255.html